Rabu, 27 Juni 2012

Seudati


I.Biografi

       Kesenian Seudati, suatu kesenian yang digemari sebahagian masyarakat Aceh.
Seudati adalah tari khas mayarakat Aceh. Kekhasannya terdapat pada bunyi musik yang terdapat dalam tarian Seudati itu sendiri, yaitu musik tubuh dengan tepuk dada, petik jari dan hentakan kaki. Pimpinan Seudati disebut dengan Syeikh, sedangkan pengiring seudati yang berperan membawakan syair disebut aneuk Syahi. Sudati termasuk seni yang berusia tua. Usianya hampir sama dengan usia islam di Aceh. Karena tarian ini digunakan sebgai corong sosialisasi penyebaran islam d Aceh pada awal islam masuk ke sana.


           Seudati adalah ekspresi dari semangat kepahlawanan prajurit Bangsa Aceh dalam menghadapi berbagai intervensi asing terhadap kedaulatan negara Aceh pada masa itu. Seudati juga tarian paling populer dan tarian paling digemari oleh banyak orang di Aceh sebagai tarian khusus. Popularitas tarian ini tersebar ke seluruh Indonesia dan bahkan ke mancanegara.
Pemahaman seudati lainnya sering di sebutkan  campuran dari seni tari dan musik, yang disebut juga dengan saman. Pertunjukkan tarian ini terdiri dari lima babak:
-         Likok
-         Kisah
-         Dhick
-         Syahi

II.Kostum
    Para penari Seudati menggunakan kostum berbeda antara tari seudati agam (tarian bagi pria) dengan tari seudati inong (tarian bagi wanita). Khusus pada seudati agam kostum terdiri dari celana panjang putih dan kaos berlengan panjang putih. Dipinggang para penari hingga ke paha dililit dengan kain warna warni yang diikat kuat dengan sehelai kain sebagai pengganti ikat pinggang. Pada bahagian depan penari d ipakai tangkulok sebentuk ikat kepala kecil yang mengelilingi kepala para penari.

III. Gerakan
     Gerakan dalam tari Seudati mempunyai pola dan nama-nama tersendiri. Setiap pola dan gerakan tersebut mengekspresikan nilai dan pesan tersendiri pula yang ditarikan oleh sejumlah penari. Susunan jabatan pemain dalam tari Seudati dengan jabatan masing-masing dapat ditulis:
a.      Syeikh (pemimpin)
b.     Apet (wakil)
c.      Apet bak (anggota ahli)
d.     Apet sak (anggota ahli)
e.      Apet uneun (anggota biasa)
f.       Apet wie (anggota biasa)
g.     Apet wie abeh (anggota biasa)
h.     Apet uneun abeh (anggota biasa)

IV.Aspek Nilai
     Disamping berfungsi sebagai instrumen komunikasi budaya, dalam tari seudati juga terkandung berbagai nilai kebudayaan yang positif  bagi pencerdasan publik di Aceh.
Dengan kata lain Seudati adalah salah satu media yang pernah digunakan penguasa Aceh di masa lampau untuk mencerdaskan masyarakatnya.

V. Makna dan Maksud
     Makna dalam tarian Seudati tidak terlepas dari pengaruh nilai-nilai ajaran islam dari proses pembentukannya hingga tampil didepan publik, karena memang seudati dihadirkan sebagai instrumen dakwah penciptanya.
Tarian ini juga dipengaruhi oleh keadaan politik dan sosial yang sedang berlangsung di masyarakat Aceh.

VI. Syair
      Syair dan lirik dalam seudati pada dasarnya dapat dibuat sesuai dengan keinginan syeikhnya. Namun tentang salam pembuka  ‘assalamualaikum’ tidak boleh dirubah, termasuk lirik pengucapannya.halng agak menarik dalam kata-kata seudati adalah tentang kata-kata yang digunakan dalam babak saman (saman adalah salah satu babak dan tarian seudati).

VII.Komunikasi Sosial-Keagamaan
       Dalam beberapa literatur disebutkan tentang beberapa instrumen yang pernah digunkan para da’i dalam mensosialisasikan ajaran islam ketengah-tengah masyarakat, diantaranya;
a.      Tarekat
b.     Manaqib
c.      Dayah
d.     Seudati
e.      Rapa’i
f.       Hikayat prang sabi
g.     Sya’ir
h.     Meunasah
i.       Arab melayu (jawi)

VIII. Simbol-simbol Syari’ah
a.      Membaca salam
b.     Pelaksanaan tarian dipimpin seorang syeikh
c.      Memisahkan pria dan wanita
d.     Diselenggarakan setelah waktu shalat ‘isya
e.      Mempertimbangkan nilai etika
f.       Menutup aurat
g.     Menggunakan pengikat kepala sebagai simbol kehormatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar